Minggu, 25 September 2011

Bisikan Cinta

Dear... DIary

aku tidak tahu kapan aku akan mencintaimu...
aku juga tidak tahu dimana nanti awal aku merasa nyaman berada dekat kamu...
tapi yang aku rasakan sekarang, aku sangat senang dengan semangat yang selalu tulus kau berikan ke aku. 
jika cinta itu ada untukku, datang -lah ke aku untuk katakan kamu sayang dan ingin menjadikan aku kekasih hati dan penenang amarahmu jika suatu hari kamu sedang marah. menjadi orang pertama mendengar keluh kesahmu jika kamu lagi kesusahan. menjadi tempat bermanja jika kamu ingin di manja. dan menjadi pendamping hari-harimu selama kamu mengisi catatan hidupmu dan memijakkan kakimu didunia ini....
aku sayang kamu...
aku sayang kamu...
dan berharap sayangku selalu di tuntun Allah s.w.t untuk menjadi cinta yang selalu berada dijalannya. Amin...

Komunikasi kebidanan


Macam-Macam Klien dalam Asuhan Kebidanan


Sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup pelayanan kebidanan, maka bidang konseling kebidanan meliputi:
  1. komunikasi pada bayi & balita.
  2. komunikasi remaja.
  3. komunikasi pada calon orang tua.
  4. komunikasi pada ibu hamil.
  5. komunikasi pada ibu bersalin.
  6. komunikasi pada ibu nifas.
  7. komunikasi pada ibu menyusui.
  8. komunikasi pada akseptor KB.
  9. komunikasi pada masa klimakterium & menopause.
  10. komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi.
1.     Komunikasi pada bayi & balita
Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran sejak bayi mulai menangis sampai lancar berbicara. Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meliputi : (1) fase prelinguistic; (2) kata pertama; (3) kalimat pertama; (4) kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat; (5) perkembangan semantic Fase Prelinguistic Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangisan. Hal tersebut sebagai reaksi perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Bayi menangis dikarenakan lapar, tidak nyaman oleh karena basah, kesakitan atau minta perhatian. Bunyi refleksi (reflek vocal) juga termasuk dalam fase prelinguistic, yang meliputi : (a) Babling (meraban), fase ini dimulai ketika bayi tahu suaranya, senang mendengar suaranya dan kemudian diulang seperti berbicara sendiri. (b) Echolalia, mengulang gema suara dari suara yang diucapkan orang lain. Kata Pertama Bayi merespon terhadap kata-kata familier. Fase ini dimulai usia 4-5 bulan. Kalimat Pertama Periode ini dikenal sebagai permulaan berbicara komplit. Usia 2 tahun sudah mulai menyusun kata-kata. Kemampuan Bicara Egosentris dan Memasyarakat
Kemampuan berbicara egosentris meliputi : (a) Repetitif (pengulangan); (b) Monolog (berbicara satu arah); (c) Monolog kolektif. Menurut Lev Vygotsky, bicara egosentris merupakan petunjuk dan bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
Perkembangan Semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti kata pada bahasa yang diajarkan. Fase ini mulai memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit dan mulai mengetahui arti kata abstrak.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adala : (1) intelegensi (kecerdasan); (2) jenis kelamin; (3) bilingual (dua bahasa); (4) status tunggal atau kembar; (5) rangsangan/ dorongan orang tua.
Proses komunikasi mengikuti perkembangan psikologis anak. Dalam hal ini, kontak kasih sayang orang tua dan anak, dapat memperkuat kepribadian anak. Bidan dapat memberikan dorongan, bantuan kepada ibu serta pihak lain dalam memberi dukungan rangsangan aktif dalam bahasa dan emosi.
Adapun cara memberikan dukungan rangsangan aktif adalah : (1) memperbaiki model orang tuanya; (2) mendorong kemampuan komunikasi verbal dan non verbal; (3) memberikan anak pengalaman untuk berbicara; (4) mendorong anak untuk mendengar; (5) menggunakan kata yang pasti dan benar.
Prinsip komunikasi efektif pada anak meliputi : (1) kesabaran mendengar; (2) role playing, bermain peran sebagai guru, ayah-ibu dan sebagainnya yang dapat mengekspresikan kemampuan anak dalam hal pikiran, emosi, perasaan dan keinginan mereka secara bebas.
2.     Komunikasi Remaja
Tujuan komunikasi pada remaja adalah memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi.
Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka, mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Permasalahan yang dapat diselesaikan dalam bentuk komunikasi terapeutik pada remaja misalnya; perubahan fisik/ biologis sesuai usia, perubahan emosi dan perilaku remaja, kehamilan pada remaja, narkotika, kenakalan remaja dan hambatan dalam belajar.
Adapun komunikasi yang efektif pada remaja, seorang bidan harus memperhatikan :  (1) kenyamanan remaja dalam menerima informasi; (2) cara pandang remaja dalam mensikapi pesan yang disampaikan; (3) memfokuskan persoalan yang akan disampaikan; (4) menggunakan bahasa yang mudah dimengerti; (5) menjalin sikap terbuka dan menumbuhkan kepercayaan; (6) menjalin keakraban dengan remaja.
3.     Komunikasi Pada Calon Ibu
Komunikasi terapeutik pada calon ibu perlu memperhatikan dan mempelajari kondisi psikologis wanita. Bidan dapat melakukan komunikasi teraupetik pada calon ibu dengan menitikberatkan pada :  (a) memberikan penjelasan tentang fisiologis menstruasi; (b) memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubungan dengan peristiwa menstruasi; (c) memberi bimbingan pra perkawinan; (d) pendidikan kesehatan calon ibu; (e) memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi serta peran yang terjadi.
4.     Komunikasi Pada Ibu Hamil
Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang menyertai ibu hamil diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan : (a) mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil; (b) dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan; (c) membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.
5.     Komunikasi Pada Ibu Bersalin
Proses persalinan merupakan hal yang fisiologis yang dialami oleh setiap wanita dan setiap individu berbeda-beda. Perubahan fisiologis pada ibu bersalin diantaranya: terjadi kontraksi uterus, otot-otot pangggul dan jalan lahir mengalami pemekaran, dsb. Sedangkan perubahan psikologis yang sering terjadi pada ibu bersalin adalah rasa cemas pada kondisi bayinya saat lahir, kesakitan saat kontraksi dan nyeri, ketakutan saat melihat darah, dsb.
Pelaksaanaan komunikasi pada saat ini, tidak hanya ditujukan pada ibu yang akan melahirkan, tetapi juga pada pemdamping ibu. Dalam hal ini, dapat suami ataupun keluarga yang laiinya. Komunikasi ini ditujukan untuk memberikan dukungan/ motivasi moral baik untuk ibu maupun keluarga. Komunikasi ibu bersalin difokuskan pada teknik saat bersalin dengan menerapkan asuhan sayang ibu, penyampaian pesan diberikan secara jelas dan memberikan rasa nyaman.
6.     Komunikasi Pada Ibu Nifas
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi: proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb. Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dsb).
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.
7.     Komunikasi Pada Ibu Menyusui
Perubahan fisiologis yang dialami pada ibu menyusui diantaranya: pembesaran kelenjar susu oleh karena hormon, pengeluaran ASI. Perubahan psikologis ibu menyusui meliputi: kecemasan ibu dalam ketidaksanggupan dalam perawatan bayi, pemberian ASI tidak maksimal, ketakutan dalam hal body image, cemas akan kondosi bayinya. Komunikasi bidan pada saat menyusui sangat diperlukan ibu untuk pemberian motivasi dengan peranan ibu dalam kesuksesan pemberian dan perawatan bayinya.
8.     Komunikasi Pada Klien KB
Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan libido, dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.
Pelaksanaan komunikasi bagi akseptor KB yaitu terfokus pada KIE efek samping kontrasepsi dan cara mengatasinya, cara kerja dan penggunaan alat kontrasepsi.
9.     Komunikasi Pada Wanita Menopause dan Klimakterium
Pada fase ini wanita juga mengalami perubahan fisiologis dan perubahan psikologis. Perubahan fisiologis yang dapat terjadi misalnya hot flash, keringat dingin, haid tidak teratur, dispareuni, jantung berdebar-debar, dll. Adapun perubahan yang bersifat psikologis adalah kecemasan terhadap keluhan-keluhan yang dialami.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini adalah (a) pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda menopause; (b) deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini; (c) pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi; (d) membantu klien dalam pengambilan keputusan; (e) pemakaian alat bantu dalam emberian KIE; (f) melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial budaya.
Prinsip komunikasi pada masa menopause adalah (1) fungsi kognitif terdiri dari: kemampuan belajar (learning), kemampuan pemahaman (comprehension), kinerja (performance), pemecahan masalah (problem solving), daya ingat (memory), motivasi, pengambilan keputusan, kebijaksanaan. (2) fungsi afektif, fenomena kejiwaan yang dihayati secara subyektif sebagai sesuatu yang menimbulkan kesenangan atau kesedihan. (3) fungsi konatif (psikomotor), fungsi psikis yang melaksanakan tindakan dari apa yang diolah melalui proses berpikir dan perasaan ataupun keduanya.
10.Komunikasi Pada Wanita dengan Gangguan Sistem Reproduksi
Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami gangguan atau perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang terjadi seperti keputihan, gangguan haid, penyakit menular seksual, dll. Sedangkan perubahan yang bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian informasi tentang layanan kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental.

Selasa, 20 September 2011

ASKEB PNC


TINJAUAN TEORITIS

A.     Pengertian
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis seperti.
1.      Perubahan fisik
2.      Involutio uterus dan pengeluaran lochia
3.      Laktasi dan pengeluaran ASI
4.      Perubahan sistem tubuh lainnya
5.      Perubahan psikis
B.     Tujuan Asuhan Masa Nifas
1.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun fisiologis
2.      Melaksanakan skrining yang komprehensip mendeteksi masalah mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi  pada ibu maupun bayinya
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan  kesehatan diri. Nutrisi keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4.      Memberikan pelayanan keluarga berencana
C.      Tahapan Masa Nifas di Bagi Menjadi 3 Bagian
1.      Puerperium Dini
Kepulihan masa nifas di mana ibu di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (40 hari)
2.      Puerperium intermedial
Pulihnya alat-alat genitalia secara menyeluruh 6 – 8 minggu
3.      Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu sehat biasa berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Asuhan masa nifas ini sangat di perlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Pada kesimpulannya masa nifas merupakan masa yang memerlukan asuhan yang efektif dan optimal.
D.     Perubahan Fisiologis dan anatomis masa nifas
1.         Perubahan Uterus
Involutio uterus adalah proses uterus kembali ke kondisi sebelum hamil, uterus biasanya berada di organ pelvik pada hari ke 10 setelah persalinan. Involutio uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desidua/endometrium dan eksfolasi tempat perlengketan plasenta, ditandai penurunan ukuran dan berat, perubahan lokasu uterus, perubahan warna dan jumlah lochia.
“ Involutio alat-alat kandungan”
Involutio
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Plasenta lahir
7 hari (1 minggu)
14 hari (2 minggu)
42 hari (6 minggu)
56 hari (8 minggu)
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Perlengkapan pusat simpisis
Tidak teraba diatas simpisis
Bertahankan besar
Normal
1000 gr
750 gr
500 gr
300 gr
50 gr
30 gr
2.         rasa sakit yang disebut after pains (mules-mules) disebabkan kontraksi  rahim biasanya berlangsung  2 -4 hari pasca persalinan perlu di berikan pengertian pada ibu mengenai  hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat di berikan obat-obat anti sakit dan anti mules.
3.         Pengeluaran Lochia
Lochia Adalah  sekret yang keluar dari uterus melalui vagina selama masa nifas.
Ø  Macam-macam lochia:
1.      Rubra
-            1-3 hari berwarna merah sampai hitam
-            Berisi darah segar, sisa lanugo, sisa decidua, verniks caseosa, meconium.
2.      sanguinolenta
-            3-7 hari berwarna putih campur merah
3.      Serosa
-            7-14 hari berwarna kekuning-kuningan
4.      Alba
-            Setelah 14 hari berwarna putih
4.         Perubahan serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman konsistensinya lunak kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 hari.
5.         Perubahan vagina perineum
Segera setelah bayi lahir, vagina tetap terbuka mungkin oedema, memar dan celah pada introitus , setalh  1-2 hari PP, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan tidak oedema.
6.      Tanda-tanda vital
a.       Tekanan darah
Segera setelah melahirkan banyak wanita mengalami peningkatan sementara tekanan darah sistolik dan diastolik. Hal ini akan kembali normal dalam beberapa hari, namun perlu diperhatikan kemungkinan preeklamsia post partum
b.      Suhu
Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama periode intra partum dan stabil dalam 24 jam post partum
c.       Nadi
Denyut nadi yang meningkat saat persalinan, akan normal setelah beberapa jam post partum
d.      Pernapasan
Fungsi pernapasan kembali pada rentang normal selama jam pertama post persalinan
7.      Perubahan sistem renal
Pelvis renal dan ureter yang meregang dan dilatasi selama kehamilan. Kembali normal pada akhir minggu 4 PP. Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24 jam pertama post partum kecuali bila mengalami infeksi saluran kemih.
8.      Perubahan gastrointestinal
Pada post partum, ibu merasa lapar dan mulai makan 1-2 jam setelah melahirkan. Konstipasi mungkin terjadi pada masa nifas awal karena kurangnya makanan pada selama persalinan dan karena wanita tersebut menahan defekasi. Ibu menahan defekasi karena
a.       Perineum mengalami perlukaan
b.      Kurang pengetahuan
c.       Takut jahitan robek atau rusak.
E.      Kebutuhan dasar ibu masa nifas
1.      Nutrisi dan cairan
a)     Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b)     Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c)      Minum sedikitnya 3 liter air tiap hari
d)     Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi setidaknya selamam 40 hari pasca bersalin
e)     Minum kapsul vitamin A (200.00 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya.
f)       Dengan gizi yang cukup baik pada masa laktasi dan persiapan menyusui.
2.      Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah di cerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, dan siap untuk di minum.
3.      Istirahat
a)     Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b)     Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta tidur siang atau beristirahat  selagi bayi tidur
c)      Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal
1)     Mengurangi jumlah ASI yang di produksi
2)     Memperlambat proses involutio dan memperbanyak perdarahan
3)     Menyebabkan depresi dan tidak mampu merawat bayinya dan diri sendiri.
4.      Latihan (Senam Nifas)
Diskusikan pentingnya otot perut dan panggul kembali normal ibu merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa  latihan beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti :
a)     Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu tangan hitung sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
b)     Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul.
5.      Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri hubungan seksual dapat di mulai kapan saja ibu siap.
6.      Kebersihan diri
a)     Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b)     Menganjurkan ibu bagaimana memberishkan daerah kemaluan
c)      Sarankan pada ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 x sehari
d)     Jika mempunyai luka episiotomi  atau laserasi sarankan pada ibu  untuk tidak menyentuh daerah luka.
7.      Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat tidur terlentang selama 2 – 8 jam post partum kemudian boleh miring kiri dan kanan mobilisasi ini mempunyai variasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka
8.      Eliminasi
a.       BAK (Buang Air Kecil)
Kurang buang air kecil atau sulit biasanya disebabkan karena sfingter urtetra mengalami tekanan oleh kepala janin. Spasme karena iritasi otot sfingter ani selama proses persalinan
b.      BAB (Buang Air Besar)
Buang air besar paling lambat pada hari ketiga sebaikanya sudah buang air besar bila terjadi obstipasi atau kotoran keras berikan
1.      Anjurkan untuk konsumsi makanan tinggi serat
2.      Beri obat pecahar
3.      Lakukan klisma.


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS

                                                                        Tgl Masuk                  : 22-02-2010
                                                                        Tgl pengkajian           : 22-02-2010
                                              Tempat : RSU. ANUTAPURA                                                                    

     I.   Pengumpulan Data
1.      Identitas
Nama ibu                    : Ny.N
Umur                          : 29 Thn
Jenis kelamin             : Perempuan
Agama                                    : Islam
Pendidikan                 : D1
Pekerjaan                   : PNS
Alamat                         : Desa Sunju
Nama suami              : Tn.I
Umur                          : 31 Thn
Jenis kelamin             : Laki-laki
Agama                        : Islam
Pendidikan                : SMA
Pekerjaan                  : Swasta
Alamat                        : Desa Sunju
2.      Keluhan utama
§  Sakit perut, sakit pinggang
3.      Anamnese pada tanggal 22/02/2010
§  Riwayat perkawinan : Nikah 1 kali
§  Lama perkawinan     : 3 tahun
4.      Riwayat menstruasi
o   Menarche                               : 15 thn
o   Siklus                                      : 28 hari
o   Teratur                                   : ya
o   Lamanya                                : 5 hari
o   Dismenorhoe                         : tidak
o   Banyaknya                             : 2 x ganti softex
o   Sifat darah                             : encer

5.      Riwayat persalinan dan kelahiran
Umur
Usia Kehamilan
Jenis
Persalinan
Tempat
Persalinan
Komplikasi
Bayi
Penolong
Ibu
Bayi
BB
Keadaan
2 Thn
Aterm
Normal
RS
-
-
3000
Baik
Bidan
HAMIL SEKARANG
6.      Riwayat keluarga berencana
o   Pernah KB                  : Ya
o   Jenis Kontrasepsi      : KB pil
7.      Riwayat penyakit yang pernah diderita atau sedang diderita :
o   Hipertensi                  : Tidak ada    
o   Anemi berat               : Tidak ada
o   DM                              : Tidak ada
o   HIV/AIDS                   : Tidak ada
o   Tuberkolosis             : Tidak ada
o   Malaria                       : Tidak ada
o   Gangguan mental      : Tidak ada
o   Campak                      : Tidak ada
8.      Ekstremitas
-                                  Oedema                       : Tidak ada
-                                  Varices                        : Tidak ada
9.      Data Objektif
a.       Keadaan umum         : Baik
b.      Kesadaran                  : Composmentis.
c.       Tanda-tanda vital
§  TD       : 120/80 mmHg
§  N         : 80 x/mnt
§  R          : 20 x/mnt
§  S          : 36,5 0C
d.         Pemeriksaan fisik
Ø  Kepala rambut     : bentuk simetris, tidak ada benjolan.

Ø  Muka
§  Oedema                      : Tidak ada
§  Pucat                           : Tidak
Ø  Mata
§  Kelopak mata             : Tidak oedema
§  Konjungtiva               : Tidak anemis
§  Sclera                          : tidak ikterus
Ø  Leher
§  Kelenjar tiroid           : Tidak ada pembesaran
§  Kelenjar limfe                        : Tidak ada pembesaran
Ø  Dada
§  Jantung                       : Normal
§  Paru                            : Normal
Ø  Payudara             
§  Pembesaran               : Ya
§  Putting susu               : Menonjol
§  Benjolan                     : Tidak ada
§  Pengeluaran              : Kolostrum sedikit
§  Rasa nyeri                  : ya
e.       Punggung dan pinggang       :  Nyeri
f.        Posisi tulang belakang          : Lordosis
g.       Ekstremitas atas dan bawah
§  Kekakuan                         : tidak ada
§  Varises                              : tidak ada
§  Refleksi                             : ya
h.      Abdomen
§  Bekas operasi                  : Tidak ada
§  TFU                                   : 2 Jbpst
§  Kontraksi                                     : Baik
§  Nyeri perut                      : ada
i.         Genetalia
Vulva/vagina
§  Varises                             : Tidak ada
§  Luka                                  : Tidak ada
§  Kemerahan                      : Tidak ada
§  Nyeri                                 : Tidak ada
§  Lochia                               : Rubra
j.         Perineum                                : Tidak ada jahitan.
10.  Pemerksaan penunjang
Ø  Tidak dilakukan
11.  Klasifikasi data
DS : ibu mengatakan melahirkan bayi yang ke 2
        Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
        Ibu mengatakan nyeri pada payudara karna ASI belum keluar
DO : P2 A0 melahirkan Tgl 21 Februari 2010 jam 13:00
        Palpasi TFU 2 jbpst,kontraksi uterus baik
        Lochia rubra.
12.  Kesimpulan
Ny. N umur 29 thn dengan G2 P2 Ao post partum hari ke 1 dengan mengeluh sakit perut bagian bawah, nyeri pada payudara pengeluaran colustrum sedikit, kontraksi uteru (+) postif, TFU 2 jbpst, lochia rubra, TTV TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/m, R:20 x/m, S; 36,5 C
  II.   Analisa data
NO
Data Dasar
Masalah/Diagnosa
1










2
DS : Ibu mengatakan melahirkan anak ke-2
tgl 22-02-2010
DO : KU   : baik
        TTV : TD : 120/80 mmHg
                   N : 80 x/m
                   R : 20 x/m
                   S : 36,5 OC
         Kontraksi uterus baik
         TFU 2 JBPst
          Lochia rubra
          Colustrum sedikit
DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
DO : KU   : Baik
        TTV : TD : 120/80mmHg
                    N : 80x/m
                     R : 20 x/m
                     S : 36 OC
P2 A0 post partum hari pertama









Nyeri perut bagian bawah akibat His pengiring
 
III.          Diagnosa potensial : tidak ada
IV.          Tindakan segera    : Tidak ada
   V.          Planning
NO
Tujuan
Rencana
Rasional
1














  2
Ibu post partum berlangsung normal dengan criteria :
Ø  KU baik
Ø  TTV normal
Ø  Proses involution uteri berlangsung dengan normal
Ø  Proses pengeluaran lochia lancar

Ø  Proses pengeluaran ASI lancer



Nyeri yang berhubungan dengan his pengiring teratasi dengan criteria
Ø  Ibu beradaptasi dengan his pengiring
Ø  Ibu dapat breaktivitas sesuai kebutuhan




Ø  Lakukan pemeriksaan KU & TTV ibu
Ø  Lakukan pemeriksaan
§  TFU
§  Kontraksi uterus
§  Lochia
Ø  Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi
Ø  Beri HE tentang breast care
Ø  Beri HE tentang vulva hygiene
Ø  Beri HE tentang post partum

Ø  Ajarkan pada ibu untuk melakukan pergerakan secara bertahap
Ø  Beri terapi penghilang rasa nyeri
(sesuai resep Dokter)


Ø Untuk mengetahui keadaan umum ibu & untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan/komplikasi yang memerlukan  tindakan segera.
Ø Dengan demikian dapat diketahui apakah masa nifas dapat berlangsung dngan normal/tidak.
Ø Makanan yang bergizi dapat memulihkan serta menambah energi bagi ibu terutama setelah melahirkan
Ø  Agar pengeluaran ASI lancar
Ø Agar tehindar dari terjadinya infeksi
Ø Agar ibu paham yang dirasakan adalah alamiah & akibat uterusnya berkontraksi
Ø Untuk mencegah kekakuan otot-otot perut sendi-sendi dan memperlancar peredaran darah
Ø Untuk mengurangi rasa nyeri

VI.     Pelaksanaan
  Hari/tgl/waktu
Kegiatan dan monitoring
22 Februari 2010
       Jam 13:00





09:30



09:45





10:25

10:35

10:55



11:30


Ø Melakukan pemeriksaan KU dan TTV ibu
§  Ku baik
§  TTV
TD : 120/80 mmHg
N   : 80 x/m
R    : 2o x/m
S   : 36
Ø  Melakukan pemeriksaan kontraksi uterus dan TFU serta menilai pengeluaran lochia.
§  Kontraksi uterus baik
§  TFU 2 JBPst
Ø  Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan, tempe, tahu, susu, buah-buahan dan lain-lain karna dengan mengkonsumsi makan bergizi dapat menambah energy ibu setelah melahirkan
Ø  Memberikan HE tantang nyeri setelah melahirkan seperti menjelaskan bahwa nyeri yang di rasakan oleh ibu setalah melahirkan adalah normal karna nyeri tersebut akibatnya adanya kontraksi uterus.
Ø  Memberi minum penghilang nyeri sesuai resep dokter (asam mefenamat 500 Mg/1 tablet)
Ø  Menganjurkan pada ibu untuk melakukan breats care agar proses pengeluaran ASI lancer
Ø  Menganjurkan ibu untuk melakukan pergerakan secara bertahap agar proses pengembalian rahim ibu berlangsung dengan normal, selain itu juga untuk mencegah otot-otot/sendi-sendi ibu
Ø  Menganjurkan pada ibu tentang kebersihan pada daerah kemaluan seperti menjelaskan setiap selesai BAK/BAB agar tidak terjadi infeksi.
 VII.     Evaluasi
Tgl 22 Februari 2010 pukul 13:30
Ø  Keadaan umum
Ø  TTV normal      :
§  TD: 120/80 mmHg                                  
§  N: 80 x/m
§  S  : 36 OC                                       
§  R : 2o x/m
Ø  Kontraksi uterus baik, TFU 2 JBpst, lochia rubra
Ø  Ibu mengerti tentang makanan yang bergizi dan mau mengkonsumsi makanan bergizi
Ø  Ibu mengerti tentang nyeri setelah melahirkan
Ø  Ibu mau minum obat penghilang rasa nyeri sesuai advis dokter (asam mefenamat 500 Mg/1 tablet
Ø  Ibu melakukan pergerakan secara bertahap
Ø  Ibu mengerti tentang kebersihan dalam kehamilan dan mau membersihkan daerah kemaluan setiap selesai BAK/BAB.
Ø  Ibu mau melakukan breast care.