Rabu, 07 Desember 2011
Keluh.Q
Dear.... Diary
aku belajar menjalani hubungan dengan seseorang yang aku pikir dia akan menjadi pilihan terakhirku. tetapi aku mungkin berpikiran salah atau mungkin benar. entahlah, sebab dia berubah. aku sangat bingung menghadapinya. mungkinkah aku yang punya salah atau dia sengaja menghindar dariku....??? tapi kenapa dia menghindar. mungkinkah dia mau memberi kejutan atau mau meninggalkanku secara perlahan-lahan. semua pertanyaanku tak terjawab satupun olehnya. sehingga aku berusaha menarik kesimpulan untuk mencoba kuat tanpanya dan selalu merasa senang meskipun hati ini menangis.
Minggu, 25 September 2011
Bisikan Cinta
Dear... DIary
aku tidak tahu kapan aku akan mencintaimu...
aku juga tidak tahu dimana nanti awal aku merasa nyaman berada dekat kamu...
tapi yang aku rasakan sekarang, aku sangat senang dengan semangat yang selalu tulus kau berikan ke aku.
jika cinta itu ada untukku, datang -lah ke aku untuk katakan kamu sayang dan ingin menjadikan aku kekasih hati dan penenang amarahmu jika suatu hari kamu sedang marah. menjadi orang pertama mendengar keluh kesahmu jika kamu lagi kesusahan. menjadi tempat bermanja jika kamu ingin di manja. dan menjadi pendamping hari-harimu selama kamu mengisi catatan hidupmu dan memijakkan kakimu didunia ini....
aku sayang kamu...
aku sayang kamu...
dan berharap sayangku selalu di tuntun Allah s.w.t untuk menjadi cinta yang selalu berada dijalannya. Amin...Komunikasi kebidanan
Macam-Macam Klien dalam Asuhan Kebidanan
Sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup pelayanan kebidanan, maka bidang konseling
kebidanan meliputi:
- komunikasi pada bayi & balita.
- komunikasi remaja.
- komunikasi pada calon orang tua.
- komunikasi pada ibu hamil.
- komunikasi pada ibu bersalin.
- komunikasi pada ibu nifas.
- komunikasi pada ibu menyusui.
- komunikasi pada akseptor KB.
- komunikasi pada masa klimakterium & menopause.
- komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi.
1. Komunikasi pada bayi & balita
Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran
sejak bayi mulai menangis sampai lancar berbicara. Fase pertumbuhan dan
perkembangan komunikasi bayi meliputi : (1) fase prelinguistic; (2) kata
pertama; (3) kalimat pertama; (4) kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat;
(5) perkembangan semantic Fase Prelinguistic Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru
lahir adalah tangisan. Hal tersebut sebagai reaksi perubahan tekanan udara dan
suhu luar uterin. Bayi menangis dikarenakan lapar, tidak nyaman oleh karena
basah, kesakitan atau minta perhatian. Bunyi refleksi (reflek vocal) juga
termasuk dalam fase prelinguistic, yang meliputi : (a) Babling (meraban), fase
ini dimulai ketika bayi tahu suaranya, senang mendengar suaranya dan kemudian
diulang seperti berbicara sendiri. (b) Echolalia, mengulang gema suara dari
suara yang diucapkan orang lain. Kata Pertama Bayi merespon terhadap kata-kata familier.
Fase ini dimulai usia 4-5 bulan. Kalimat Pertama Periode ini dikenal sebagai permulaan
berbicara komplit. Usia 2 tahun sudah mulai menyusun kata-kata. Kemampuan Bicara Egosentris dan Memasyarakat
Kemampuan berbicara egosentris meliputi : (a) Repetitif (pengulangan); (b) Monolog (berbicara satu arah); (c) Monolog kolektif. Menurut Lev Vygotsky, bicara egosentris merupakan petunjuk dan bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Perkembangan Semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti kata pada bahasa yang diajarkan. Fase ini mulai memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit dan mulai mengetahui arti kata abstrak. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adala : (1) intelegensi (kecerdasan); (2) jenis kelamin; (3) bilingual (dua bahasa); (4) status tunggal atau kembar; (5) rangsangan/ dorongan orang tua.
Kemampuan berbicara egosentris meliputi : (a) Repetitif (pengulangan); (b) Monolog (berbicara satu arah); (c) Monolog kolektif. Menurut Lev Vygotsky, bicara egosentris merupakan petunjuk dan bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Perkembangan Semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti kata pada bahasa yang diajarkan. Fase ini mulai memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit dan mulai mengetahui arti kata abstrak. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adala : (1) intelegensi (kecerdasan); (2) jenis kelamin; (3) bilingual (dua bahasa); (4) status tunggal atau kembar; (5) rangsangan/ dorongan orang tua.
Proses komunikasi mengikuti perkembangan
psikologis anak. Dalam hal ini, kontak kasih sayang orang tua dan anak, dapat
memperkuat kepribadian anak. Bidan dapat memberikan dorongan, bantuan kepada ibu
serta pihak lain dalam memberi dukungan rangsangan aktif dalam bahasa dan
emosi.
Adapun cara memberikan dukungan rangsangan
aktif adalah : (1) memperbaiki model orang tuanya; (2) mendorong kemampuan
komunikasi verbal dan non verbal; (3) memberikan anak pengalaman untuk
berbicara; (4) mendorong anak untuk mendengar; (5) menggunakan kata yang pasti
dan benar.
Prinsip komunikasi efektif pada anak meliputi
: (1) kesabaran mendengar; (2) role playing, bermain peran sebagai guru,
ayah-ibu dan sebagainnya yang dapat mengekspresikan kemampuan anak dalam hal
pikiran, emosi, perasaan dan keinginan mereka secara bebas.
2.
Komunikasi
Remaja
Tujuan komunikasi pada remaja adalah
memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan
emosi yang terjadi.
Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka, mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Permasalahan yang dapat diselesaikan dalam bentuk komunikasi terapeutik pada remaja misalnya; perubahan fisik/ biologis sesuai usia, perubahan emosi dan perilaku remaja, kehamilan pada remaja, narkotika, kenakalan remaja dan hambatan dalam belajar.
Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka, mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Permasalahan yang dapat diselesaikan dalam bentuk komunikasi terapeutik pada remaja misalnya; perubahan fisik/ biologis sesuai usia, perubahan emosi dan perilaku remaja, kehamilan pada remaja, narkotika, kenakalan remaja dan hambatan dalam belajar.
Adapun komunikasi yang efektif pada remaja,
seorang bidan harus memperhatikan : (1) kenyamanan remaja dalam menerima
informasi; (2) cara pandang remaja dalam mensikapi pesan yang disampaikan; (3)
memfokuskan persoalan yang akan disampaikan; (4) menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti; (5) menjalin sikap terbuka dan menumbuhkan kepercayaan; (6)
menjalin keakraban dengan remaja.
3.
Komunikasi
Pada Calon Ibu
Komunikasi terapeutik pada calon ibu perlu
memperhatikan dan mempelajari kondisi psikologis wanita. Bidan dapat melakukan
komunikasi teraupetik pada calon ibu dengan menitikberatkan pada : (a)
memberikan penjelasan tentang fisiologis menstruasi; (b) memberikan bimbingan
tentang perawatan diri sehubungan dengan peristiwa menstruasi; (c) memberi
bimbingan pra perkawinan; (d) pendidikan kesehatan calon ibu; (e) memberikan
pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi serta
peran yang terjadi.
4.
Komunikasi
Pada Ibu Hamil
Kehamilan memberikan perubahan baik secara
fisiologis maupun psikologis bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat
fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak nafsu makan, BB bertambah dan
sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang menyertai ibu hamil
diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah dengan
kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil,
bidan diharapkan : (a) mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan,
pendidikan kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil; (b)
dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalahan
psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan; (c) membantu ibu sejak pra
konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk menerima dan
memelihara kehamilannya.
5.
Komunikasi
Pada Ibu Bersalin
Proses persalinan merupakan hal yang
fisiologis yang dialami oleh setiap wanita dan setiap individu berbeda-beda.
Perubahan fisiologis pada ibu bersalin diantaranya: terjadi kontraksi uterus,
otot-otot pangggul dan jalan lahir mengalami pemekaran, dsb. Sedangkan
perubahan psikologis yang sering terjadi pada ibu bersalin adalah rasa cemas
pada kondisi bayinya saat lahir, kesakitan saat kontraksi dan nyeri, ketakutan
saat melihat darah, dsb.
Pelaksaanaan komunikasi pada saat ini, tidak
hanya ditujukan pada ibu yang akan melahirkan, tetapi juga pada pemdamping ibu.
Dalam hal ini, dapat suami ataupun keluarga yang laiinya. Komunikasi ini
ditujukan untuk memberikan dukungan/ motivasi moral baik untuk ibu maupun
keluarga. Komunikasi ibu bersalin difokuskan pada teknik saat bersalin dengan
menerapkan asuhan sayang ibu, penyampaian pesan diberikan secara jelas dan
memberikan rasa nyaman.
6.
Komunikasi
Pada Ibu Nifas
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase
ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang
bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga
komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi:
proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb. Sedangkan perubahan
psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses persalinan,
bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang membuat
ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dsb).
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan
pada ibu nifas harus memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan
terfokus pada penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasi jelas dan mudah
dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.
7.
Komunikasi
Pada Ibu Menyusui
Perubahan fisiologis yang dialami pada ibu
menyusui diantaranya: pembesaran kelenjar susu oleh karena hormon, pengeluaran
ASI. Perubahan psikologis ibu menyusui meliputi: kecemasan ibu dalam ketidaksanggupan
dalam perawatan bayi, pemberian ASI tidak maksimal, ketakutan dalam hal body
image, cemas akan kondosi bayinya. Komunikasi bidan pada saat menyusui sangat
diperlukan ibu untuk pemberian motivasi dengan peranan ibu dalam kesuksesan
pemberian dan perawatan bayinya.
8.
Komunikasi
Pada Klien KB
Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan
dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik
secara fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi.
Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping
penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah, timbul
flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan libido, dll.
Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan
keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.
Pelaksanaan komunikasi bagi akseptor KB yaitu
terfokus pada KIE efek samping kontrasepsi dan cara mengatasinya, cara kerja
dan penggunaan alat kontrasepsi.
9.
Komunikasi
Pada Wanita Menopause dan Klimakterium
Pada fase ini wanita juga mengalami perubahan
fisiologis dan perubahan psikologis. Perubahan fisiologis yang dapat terjadi
misalnya hot flash, keringat dingin, haid tidak teratur, dispareuni, jantung berdebar-debar,
dll. Adapun perubahan yang bersifat psikologis adalah kecemasan terhadap
keluhan-keluhan yang dialami.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause
dan klimakterium ini adalah (a) pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda
menopause; (b) deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini; (c)
pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi; (d)
membantu klien dalam pengambilan keputusan; (e) pemakaian alat bantu dalam
emberian KIE; (f) melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis
dan sosial budaya.
Prinsip komunikasi pada masa menopause adalah
(1) fungsi kognitif terdiri dari: kemampuan belajar (learning), kemampuan
pemahaman (comprehension), kinerja (performance), pemecahan masalah (problem
solving), daya ingat (memory), motivasi, pengambilan keputusan, kebijaksanaan.
(2) fungsi afektif, fenomena kejiwaan yang dihayati secara subyektif sebagai
sesuatu yang menimbulkan kesenangan atau kesedihan. (3) fungsi konatif
(psikomotor), fungsi psikis yang melaksanakan tindakan dari apa yang diolah
melalui proses berpikir dan perasaan ataupun keduanya.
10.Komunikasi Pada Wanita dengan Gangguan Sistem
Reproduksi
Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan
mengalami gangguan atau perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis.
Perubahan fisiologis yang terjadi seperti keputihan, gangguan haid, penyakit
menular seksual, dll. Sedangkan perubahan yang bersifat psikologis diantaranya
ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima
kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan
gangguan sistem reproduksi adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang
dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan
reproduksi, pemberian informasi tentang layanan kesehatan, membantu dalam
pengambilan keputusan dan pemberian support mental.
Selasa, 20 September 2011
ASKEB PNC
TINJAUAN TEORITIS
A.
Pengertian
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Pada masa
ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis seperti.
1.
Perubahan fisik
2.
Involutio uterus dan pengeluaran lochia
3.
Laktasi dan pengeluaran ASI
4.
Perubahan sistem tubuh lainnya
5.
Perubahan psikis
B.
Tujuan
Asuhan Masa Nifas
1.
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
maupun fisiologis
2.
Melaksanakan skrining yang komprehensip
mendeteksi masalah mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan diri. Nutrisi
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat.
4.
Memberikan pelayanan keluarga berencana
C.
Tahapan
Masa Nifas di Bagi Menjadi 3 Bagian
1.
Puerperium Dini
Kepulihan masa nifas di mana
ibu di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (40 hari)
2.
Puerperium intermedial
Pulihnya alat-alat genitalia
secara menyeluruh 6 – 8 minggu
3.
Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu sehat biasa berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun.
Asuhan
masa nifas ini sangat di perlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayi. Pada kesimpulannya masa nifas merupakan masa yang memerlukan asuhan yang
efektif dan optimal.
D.
Perubahan
Fisiologis dan anatomis masa nifas
1.
Perubahan Uterus
Involutio
uterus adalah proses uterus kembali ke kondisi sebelum hamil, uterus biasanya
berada di organ pelvik pada hari ke 10 setelah persalinan. Involutio uterus
meliputi reorganisasi dan pengeluaran desidua/endometrium dan eksfolasi tempat
perlengketan plasenta, ditandai penurunan ukuran dan berat, perubahan lokasu
uterus, perubahan warna dan jumlah lochia.
“ Involutio alat-alat
kandungan”
Involutio
|
TFU
|
Berat Uterus
|
Bayi
lahir
Plasenta
lahir
7
hari (1 minggu)
14
hari (2 minggu)
42
hari (6 minggu)
56
hari (8 minggu)
|
Setinggi
pusat
2
jari bawah pusat
Perlengkapan
pusat simpisis
Tidak
teraba diatas simpisis
Bertahankan
besar
Normal
|
1000
gr
750
gr
500
gr
300
gr
50 gr
30 gr
|
2.
rasa sakit yang disebut after pains
(mules-mules) disebabkan kontraksi rahim
biasanya berlangsung 2 -4 hari pasca
persalinan perlu di berikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat di
berikan obat-obat anti sakit dan anti mules.
3.
Pengeluaran Lochia
Lochia
Adalah sekret yang keluar dari uterus
melalui vagina selama masa nifas.
Ø Macam-macam
lochia:
1.
Rubra
-
1-3 hari berwarna merah sampai hitam
-
Berisi darah segar, sisa lanugo, sisa decidua,
verniks caseosa, meconium.
2.
sanguinolenta
-
3-7 hari berwarna putih campur merah
3.
Serosa
-
7-14 hari berwarna kekuning-kuningan
4.
Alba
-
Setelah 14 hari berwarna putih
4.
Perubahan serviks
Setelah
persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman
konsistensinya lunak kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah
bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah 2 jam dapat dilalui
oleh 2 – 3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 hari.
5.
Perubahan vagina perineum
Segera
setelah bayi lahir, vagina tetap terbuka mungkin oedema, memar dan celah pada
introitus , setalh 1-2 hari PP, tonus
otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan tidak oedema.
6.
Tanda-tanda vital
a.
Tekanan darah
Segera
setelah melahirkan banyak wanita mengalami peningkatan sementara tekanan darah
sistolik dan diastolik. Hal ini akan kembali normal dalam beberapa hari, namun
perlu diperhatikan kemungkinan preeklamsia post partum
b.
Suhu
Suhu
maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama periode intra
partum dan stabil dalam 24 jam post partum
c.
Nadi
Denyut
nadi yang meningkat saat persalinan, akan normal setelah beberapa jam post
partum
d.
Pernapasan
Fungsi
pernapasan kembali pada rentang normal selama jam pertama post persalinan
7.
Perubahan sistem renal
Pelvis
renal dan ureter yang meregang dan dilatasi selama kehamilan. Kembali normal
pada akhir minggu 4 PP. Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang
dalam 24 jam pertama post partum kecuali bila mengalami infeksi saluran kemih.
8.
Perubahan gastrointestinal
Pada
post partum, ibu merasa lapar dan mulai makan 1-2 jam setelah melahirkan.
Konstipasi mungkin terjadi pada masa nifas awal karena kurangnya makanan pada
selama persalinan dan karena wanita tersebut menahan defekasi. Ibu menahan
defekasi karena
a.
Perineum mengalami perlukaan
b.
Kurang pengetahuan
c.
Takut jahitan robek atau rusak.
E.
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
1.
Nutrisi dan cairan
a)
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b)
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup
c)
Minum sedikitnya 3 liter air tiap hari
d)
Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat
gizi setidaknya selamam 40 hari pasca bersalin
e)
Minum kapsul vitamin A (200.00 unit) agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya.
f)
Dengan gizi yang cukup baik pada masa laktasi
dan persiapan menyusui.
2.
Menyusui
ASI
mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah di cerna, memberi
perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, dan siap untuk di minum.
3.
Istirahat
a)
Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
b)
Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan
rumah tangga secara perlahan-lahan serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
c)
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal
1)
Mengurangi jumlah ASI yang di produksi
2)
Memperlambat proses involutio dan memperbanyak
perdarahan
3)
Menyebabkan depresi dan tidak mampu merawat
bayinya dan diri sendiri.
4.
Latihan (Senam Nifas)
Diskusikan
pentingnya otot perut dan panggul kembali normal ibu merasa lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada
punggung. Jelaskan bahwa latihan
beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti :
a)
Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping
menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke
dada, tahan satu tangan hitung sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
b)
Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan
dasar panggul.
5.
Senggama
Secara
fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri hubungan
seksual dapat di mulai kapan saja ibu siap.
6.
Kebersihan diri
a)
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b)
Menganjurkan ibu bagaimana memberishkan daerah
kemaluan
c)
Sarankan pada ibu untuk mengganti pembalut
setidaknya 2 x sehari
d)
Jika mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan pada ibu untuk tidak menyentuh daerah luka.
7.
Mobilisasi
Karena
lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat tidur terlentang selama 2 – 8 jam
post partum kemudian boleh miring kiri dan kanan mobilisasi ini mempunyai
variasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka
8.
Eliminasi
a.
BAK (Buang Air Kecil)
Kurang buang air kecil atau
sulit biasanya disebabkan karena sfingter urtetra mengalami tekanan oleh kepala
janin. Spasme karena iritasi otot sfingter ani selama proses persalinan
b.
BAB (Buang Air Besar)
Buang air besar paling lambat
pada hari ketiga sebaikanya sudah buang air besar bila terjadi obstipasi atau
kotoran keras berikan
1.
Anjurkan untuk konsumsi makanan tinggi serat
2.
Beri obat pecahar
3.
Lakukan klisma.
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU
NIFAS
Tgl
Masuk : 22-02-2010
Tgl
pengkajian : 22-02-2010
Tempat : RSU. ANUTAPURA
I. Pengumpulan Data
1.
Identitas
Nama ibu : Ny.N
Umur : 29 Thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : D1
Pekerjaan : PNS
Alamat :
Desa Sunju
|
Nama suami :
Tn.I
Umur :
31 Thn
Jenis kelamin :
Laki-laki
Agama :
Islam
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Swasta
Alamat : Desa Sunju
|
2.
Keluhan utama
§
Sakit perut, sakit pinggang
3.
Anamnese pada tanggal 22/02/2010
§
Riwayat perkawinan : Nikah 1 kali
§
Lama perkawinan : 3
tahun
4.
Riwayat menstruasi
o
Menarche : 15
thn
o
Siklus : 28
hari
o
Teratur : ya
o
Lamanya : 5
hari
o
Dismenorhoe : tidak
o
Banyaknya : 2 x
ganti softex
o
Sifat darah : encer
5.
Riwayat persalinan dan kelahiran
Umur
|
Usia
Kehamilan
|
Jenis
Persalinan
|
Tempat
Persalinan
|
Komplikasi
|
Bayi
|
Penolong
|
||
Ibu
|
Bayi
|
BB
|
Keadaan
|
|||||
2
Thn
|
Aterm
|
Normal
|
RS
|
-
|
-
|
3000
|
Baik
|
Bidan
|
HAMIL SEKARANG
|
6.
Riwayat keluarga berencana
o
Pernah KB :
Ya
o
Jenis Kontrasepsi : KB
pil
7.
Riwayat penyakit yang pernah diderita atau
sedang diderita :
o
Hipertensi :
Tidak ada
o
Anemi berat : Tidak ada
o
DM :
Tidak ada
o
HIV/AIDS : Tidak
ada
o
Tuberkolosis : Tidak
ada
o
Malaria :
Tidak ada
o
Gangguan mental : Tidak
ada
o
Campak :
Tidak ada
8.
Ekstremitas
-
Oedema : Tidak ada
-
Varices : Tidak ada
9.
Data Objektif
a.
Keadaan umum :
Baik
b.
Kesadaran :
Composmentis.
c.
Tanda-tanda vital
§ TD : 120/80 mmHg
§ N : 80 x/mnt
§ R : 20 x/mnt
§ S : 36,5 0C
d.
Pemeriksaan fisik
Ø Kepala rambut : bentuk simetris, tidak ada benjolan.
Ø Muka
§ Oedema : Tidak ada
§ Pucat : Tidak
Ø Mata
§ Kelopak
mata : Tidak
oedema
§ Konjungtiva : Tidak anemis
§ Sclera : tidak ikterus
Ø Leher
§ Kelenjar
tiroid : Tidak ada pembesaran
§ Kelenjar
limfe : Tidak
ada pembesaran
Ø Dada
§ Jantung : Normal
§ Paru : Normal
Ø Payudara
§ Pembesaran : Ya
§ Putting
susu : Menonjol
§ Benjolan : Tidak ada
§ Pengeluaran : Kolostrum sedikit
§ Rasa
nyeri : ya
e.
Punggung dan pinggang : Nyeri
f.
Posisi tulang belakang : Lordosis
g.
Ekstremitas atas dan bawah
§ Kekakuan : tidak
ada
§ Varises : tidak
ada
§ Refleksi : ya
h.
Abdomen
§ Bekas
operasi : Tidak
ada
§ TFU : 2 Jbpst
§ Kontraksi
: Baik
§ Nyeri
perut : ada
i.
Genetalia
Vulva/vagina
§ Varises : Tidak
ada
§ Luka : Tidak ada
§ Kemerahan : Tidak ada
§ Nyeri : Tidak ada
§ Lochia : Rubra
j.
Perineum :
Tidak ada jahitan.
10. Pemerksaan
penunjang
Ø Tidak dilakukan
11. Klasifikasi
data
DS : ibu mengatakan melahirkan bayi yang ke 2
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Ibu mengatakan nyeri pada payudara karna ASI belum keluar
DO : P2 A0 melahirkan Tgl 21 Februari 2010 jam 13:00
Palpasi TFU 2 jbpst,kontraksi uterus baik
Lochia rubra.
12. Kesimpulan
Ny.
N umur 29 thn dengan G2 P2 Ao post partum hari ke 1 dengan mengeluh sakit perut
bagian bawah, nyeri pada payudara pengeluaran colustrum sedikit, kontraksi
uteru (+) postif, TFU 2 jbpst, lochia rubra, TTV TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/m,
R:20 x/m, S; 36,5 C
II. Analisa data
NO
|
Data Dasar
|
Masalah/Diagnosa
|
1
2
|
DS : Ibu mengatakan
melahirkan anak ke-2
tgl 22-02-2010
DO : KU : baik
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/m
R : 20 x/m
S : 36,5 OC
Kontraksi uterus baik
TFU 2 JBPst
Lochia rubra
Colustrum sedikit
DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
DO : KU
: Baik
TTV : TD : 120/80mmHg
N : 80x/m
R : 20 x/m
S : 36 OC
|
P2 A0 post partum hari
pertama
Nyeri perut bagian bawah
akibat His pengiring
|
III.
Diagnosa
potensial : tidak ada
IV.
Tindakan
segera : Tidak ada
V.
Planning
NO
|
Tujuan
|
Rencana
|
Rasional
|
1
2
|
Ibu
post partum berlangsung normal dengan criteria :
Ø KU
baik
Ø TTV
normal
Ø Proses
involution uteri berlangsung dengan normal
Ø Proses
pengeluaran lochia lancar
Ø Proses
pengeluaran ASI lancer
Nyeri
yang berhubungan dengan his pengiring teratasi dengan criteria
Ø Ibu
beradaptasi dengan his pengiring
Ø Ibu
dapat breaktivitas sesuai kebutuhan
|
Ø Lakukan pemeriksaan KU & TTV ibu
Ø Lakukan
pemeriksaan
§ TFU
§ Kontraksi
uterus
§ Lochia
Ø Anjurkan
ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi
Ø Beri
HE tentang breast care
Ø Beri
HE tentang vulva hygiene
Ø Beri
HE tentang post partum
Ø Ajarkan
pada ibu untuk melakukan pergerakan secara bertahap
Ø Beri
terapi penghilang rasa nyeri
(sesuai
resep Dokter)
|
Ø Untuk
mengetahui keadaan umum ibu & untuk mengetahui sedini mungkin adanya
kelainan/komplikasi yang memerlukan
tindakan segera.
Ø Dengan
demikian dapat diketahui apakah masa nifas dapat berlangsung dngan
normal/tidak.
Ø Makanan
yang bergizi dapat memulihkan serta
menambah energi
bagi ibu terutama setelah melahirkan
Ø Agar
pengeluaran ASI lancar
Ø Agar
tehindar dari terjadinya infeksi
Ø Agar
ibu paham yang dirasakan adalah alamiah & akibat uterusnya berkontraksi
Ø Untuk
mencegah kekakuan otot-otot perut sendi-sendi dan memperlancar peredaran
darah
Ø Untuk
mengurangi rasa nyeri
|
VI.
Pelaksanaan
Hari/tgl/waktu
|
Kegiatan
dan monitoring
|
22 Februari 2010
Jam 13:00
09:30
09:45
10:25
10:35
10:55
11:30
|
Ø Melakukan
pemeriksaan KU dan TTV ibu
§ Ku
baik
§ TTV
TD :
120/80 mmHg
N : 80 x/m
R : 2o x/m
S : 36
Ø Melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus dan TFU serta menilai pengeluaran lochia.
§ Kontraksi
uterus baik
§ TFU 2
JBPst
Ø Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan, tempe, tahu, susu,
buah-buahan dan lain-lain karna dengan mengkonsumsi makan bergizi dapat
menambah energy ibu setelah melahirkan
Ø Memberikan
HE tantang nyeri setelah melahirkan seperti menjelaskan bahwa nyeri yang di
rasakan oleh ibu setalah melahirkan adalah normal karna nyeri tersebut
akibatnya adanya kontraksi uterus.
Ø Memberi
minum penghilang nyeri sesuai resep dokter (asam mefenamat 500 Mg/1 tablet)
Ø Menganjurkan
pada ibu untuk melakukan breats care agar proses pengeluaran ASI lancer
Ø Menganjurkan
ibu untuk melakukan pergerakan secara bertahap agar proses pengembalian rahim
ibu berlangsung dengan normal, selain itu juga untuk mencegah
otot-otot/sendi-sendi ibu
Ø Menganjurkan
pada ibu tentang kebersihan pada daerah kemaluan seperti menjelaskan setiap
selesai BAK/BAB agar tidak terjadi infeksi.
|
VII.
Evaluasi
Tgl 22
Februari 2010 pukul 13:30
Ø Keadaan
umum
Ø TTV
normal :
§ TD:
120/80 mmHg
§ N: 80
x/m
§ S : 36 OC
§ R : 2o
x/m
Ø Kontraksi
uterus baik, TFU 2 JBpst, lochia rubra
Ø Ibu
mengerti tentang makanan yang bergizi dan mau mengkonsumsi makanan bergizi
Ø Ibu
mengerti tentang nyeri setelah melahirkan
Ø Ibu mau
minum obat penghilang rasa nyeri sesuai advis dokter (asam mefenamat 500 Mg/1
tablet
Ø Ibu
melakukan pergerakan secara bertahap
Ø Ibu
mengerti tentang kebersihan dalam kehamilan dan mau membersihkan daerah
kemaluan setiap selesai BAK/BAB.
Ø Ibu mau
melakukan breast care.
Langganan:
Postingan (Atom)